Oleh: Qori Sosma Dewita, S.Pd
Tulisan ini lahir dengan adanya perenungan terhadap rutinitas yang dijalani. Ya sebagai guru. Guru merupakan suatu profesi yang mulia. Merupakan profesi jika dijalani dengan ikhlas merupakan amal dan ladang ibadah untuk mencapai redha Allah SWT. Profesi yang merupakan dambaan sebagian manusia lainnya. Guru mentransferkan ilmu kepada peserta didik, mendidik agar menjadi manusia yang berakhlaqul karimah.
Android pada zaman saat ini,dimana zaman yang sebagian kalangan muda mudi menyebutkan dengan istilah “Zaman Now” .Android merupakan kebutuhan primer yang tak bisa lepas dari rutinitas setiap hari. Bahkan sebagian orang mengganggap tanpa android kehidupan ini tidak bisa berjalan normal. Pada saat ini pekerjaan bidang apapun dituntut untuk melek teknologi . Apalagi pada saat situasi seperti ini. Disaat pendemi Covid-19 yang ditetapkan dan digaungkan setiap saat untuk tetap berada dalam rumah. Bekerja dari rumah, beribadah dari rumah dan belajar pun harus dari rumah. Menjadikan Android sebagai kebutuhan pokok untuk menjalankan rutinitas. Hampir semua profesi yang bekerja pada pemerintahan bekerja menggunakan teknologi yang bisa diakses menggunakan Android. Sehingga menjadikan android tidak bisa lepas dari tangan dan menjadikan kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan. Merasa canggung jika tidak memegang Android, ada pula sebagian orang yang merasa janggal dan kekurangan jika sehari tak memegang android.
Ma! Andaikan aku androidmu, ini merupakan pengalaman pribadi yang penulis alami. Disaat profesi sebagai PNS dan juga seorang ibu yang mempunyai balita. Disaat musim pendemi ini bekerja dari rumah mempunyai dampak positive dan juga negative. Bekerja dari rumah secara professional menjalankan tanggung jawab sesuai dengan sumpah yang telah diikrarkan. Berusaha menjalankan aktivitas yang biasanya normal sebagai pendidik di sekolah. Mengajar, mendidik dan mentransfer ilmu kepada peserta didik yang haus akan ilmu. Baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum. Yang semula dapat berinteraksi baik guru sesama guru, kepala dan bidang kepegawaian. Mengajar dalam lokal yang nyaman, belajar dengan focus sesuai dengan tuntunan kurikulum. Begitu juga sesama peserta didik yang dapat berinteraksi serta bekomunikasi dengan normal. Dengan adanya pendemi virus ini semua langsung berubah secara drastis.
Berdasarkan artikel yang dimuat dilaman Kompas.com pada tanggal 31 maret 2020. Covid-19 adalah penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi virus corona baru atau SARS-VoV-2 yang berasal dari keluarga Corona. Namun, jenis virus yang menyebar kali ini belum pernah ada sebelumnya. Kemudian, seperti juga infeksi jenis virus corona lainnya, virus corona baru ini menular pada manusia melalui hewan. Mengingat cepatnya proses penyebaran dari penularan di seluruh dunia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Covid-19 sebagai pendemi global.
Saat sejak itulah pemerintah Indonesia mengambil langkah tegas untuk mengurangi penyebaran virus tersebut dengan menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Ya harus mengajar dan belajar dari rumah, karena profesi penulis sebagai pendidik. Maka sejak itulah harus menjalankan 2 tugas dalam waktu yang sama. Bekerja dari rumah yang berdampingan tugas sebagai seorang ibu. Menjadi sosok ibu yang mengemban amanah pada sang Pencipta. Dengan situasi dan pendemi saat ini memberikan dampak pada tugas seorang ibu. Disaat dirumah harus bekerja, anak selalu minta diperhatikan. Memberikan tugas dan mengajar melalui android sehingga android menjadi sarana penting untuk menunjang tanggung jawab dijalankan.
Dari sanalah spontan balita ku yang alhamdulillah super aktif merasa cemburu dan bertingkah melempar android yang kupegang dari tangan ku, disaat harus focus memeriksa tugas peserta didik. Balita ini ingin diperhatikan dan tidak mau perhatian ini terfokus pada android yang ku pegang. Dia merasa tidak nyaman disaat bersamanya, mama harus berbagi perhatian dengan benda berbentuk persegi panjang ini. Yang bereaksi meraih tangan ku dan mengambil android tersebut untuk dilemparkan kearah yang lain. Agar perhatian disaat bersamanya tidak terbagi dengan hal yang lain.
Kadang kala kita sebagai ibu dengan profesi yang kita emban, haruslah bijak dalam menghadapi segala persoalan, terutama dalam membiasakan kebiasaan yang sudah ketergantungan dengan android. Secara tidak sadar kita melakukan kesalahan kecil yang akan berdampak pada lingkungan sekitar. Tidak bijak dalam mengatur waktu antara menjalankan tugas dan menjadi sosok seorang ibu akan berdampak pada pemikiran anak-anak. Andaikan kita menjadi pemikir bijaksana dalam menjalankan aktivitas, mungkin pikiran semacam ini tidak terbesit dalam pemikiran anak dengan umur kategori BALITA.
Tinggalkan Komentar